Semarang– Prodi (Program Studi) PPG LPTK UIN Walisongo Semarang mengadakan kegiatan workshop penyusunan soal HOT’S bagi para dosen dan guru pamong. Kegiatan ini dilaksanakan di hotel Wujil, Kecamatan Ungaran, Kab. Semarang.
Workshop yang berlangsung selama dua hari ini diikuti oleh pimpinan dan dosen di lingkungan FITK UIN Waliongo Semarang. Selain itu, prodi juga melibatkan perwakilan guru pamong dan tim help desk pada pelaksanaan PPG daljab tahap 1 tahun 2022.
Wakil Dekan 1 FITK, Dr. Mahfud Junaedi, M. Ag. dalam arahannya memberikan penjelasan bahwa kegiatan ini menjadi penting untuk dilaksanakan. Ia berharap, peserta dapat mengikuti kegiatan workshop penyusunan soal HOT’S dengan sungguh-sungguh.
“Ini kegiatan yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas kemampuan dosen dalam menyusun soal HOT’S. saya berharap semua peserta mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh agar manfaatnya juga dapat dirasaan oleh mahasiswa prodii PPG di UIN Walisongo” Ungkap Mahfud.
Dalam laporannya, Kaprodi (Kepala program studi) PPG LPTK UIN Walisongo, Dr. Musthofa, M. Ag merangkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 32 peserta. Ia berharap peserta minimal dapat menghasilkan 30 soal HOT’S. ditambah dengan beberapa soal LOTS sebagai bahan ujian pedalaman materi.
“Kegitan ini diikuti oleh Dosen, tim help desk, dan guru pamong sebagai mitra dalam pelaksanaan PPG kali ini. Saya berharap, dalam kegiatan ini peserta dapat menghasilakan 30 soal HOTS yang ditambah dengan level LOTS.” Ujar Musthofa.
Bertindak sebagai narasumber, kegiatan ini dihadiri oleh Prof. Dr. Abdul Munif, M. Ag. selaku ilmuan yang ahli dalam bidang penyusunan soal. Ia mengungkap bahwa kemampuan menyusun soal HOTS merupakan indikator penting yang harus dimiliki setiap pendidik. Sehingga penting bagi dosen PPG agar mampu memberikan pelatihan secara maksimal.
“HOTS menjadi indikator penting yang harus dimiliki setiap pendidik. sehingga penting bagi dosen PPG agar mampu memberikan pelatihan soal berbasis HOTS secara maksimal.” Pungkas Prof Munif.
Selain itu, Prof. Munif juga menekankan bahwa kemampuan menyusun soal berbasis HOTS menjadi perkara penting untuk dapat mengajarkan paham moderasi agama secara maksimal. HOTS mengajarakan peserta didik untuk berfikir kritis sehingga tidak mudah disusupi paham yang kurang baik.